.

JAKARTA - BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika ) Kemenkominfo RI dan Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan ( BP2DK ) menggelar kegiatan FGD dan Workshop pengembangan usaha bidang telekomunikasi untuk BUMDES / BUMADES pada hari senin – rabu 12-14 September 2018. Kegiatan yang di ikuti oleh Kepala Desa atau yang mengwakili dan pengurus bumdes dari desa perbatasan dan 3T ini diawali dengan kegiatan FGD pada hari senin 12 /09 bertempat di kantor BAKTI Jakarta kemudian dilanjutkan dengan study kasus di PT Bumades Pancamandala di Desa Mandalamekar Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya pada hari Selasa – Rabu 13-12 /09.

Gampong Cot Baroh Mengikuti Workshop Pengembangan BUMG Usaha Bidang Telekomunikasi bersama BAKTI


Gampong Cot Baroh Kecamatan Glumpang Tiga Kabupaten Pidie adalah salah satu peserta dalam kegiatan FGD dan Workshop pengembangan usaha bidang telekomunikasi untuk BUMDES / BUMADES yang diikuti oleh 10 Desa, diantaranya Gampong Cot Baroh Kec.Glumpang Tiga Kabupaten Pidie – Aceh, Desa Bokor, Kabupaten Kepulauan Meranti – Riau , Desa Kampung Hilir, Kabupaten Bintan – Kepulauan Riau, Desa Cidaun, Kabupaten Cianjur – Jawa Barat. Desa Cikadu, Kabupaten Cianjur – Jawa Barat, Desa Mandalamekar, Kabupaten Tasikmalaya – Jawa Barat, Desa Saonek, Kabupaten Raja Ampat - Papua Barat Kepala Desa Duarato , Desa Sungai Nibung, Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat, Desa Duarato, Kabupaten Belu – NTT dan Desa Malango, Kec. Taluditi Kabupaten Pohuwato – Gorontalo.

Adapun agenda kegiatan dimaksud yang berlangsung di Desa Mandalamekar Tasikmalaya adalah para peserta mendengarkan paparan tentang usaha pengembangan jaringan telekomunikasi dari dirketur PT Bumades Pancamandala Irman Meilandi. Dalam paparannya Irman mengajak para peserta untuk melihat infrastruktur yang sudah dikerjakan oleh PT Bumades Pancamandala.

Sekretaris Gampong Cot Baroh Safwaturrahman menuturkan kepada gampongcotbaroh.desa.id, sangat bersyukur diundang untuk mengikuti kegiatan ini, bisa bersilaturrahmi ke kantor BAKTI dan Desa Mandelamekar yang mana sebelumnya hanya membaca di internet, Desa Mandelamekar sendiri adalah desa yang pernah mendapatkan penghargaan PBB untuk bidang penghijaun (tanam pohon) sebagaimana yang di beritakan oleh berbagai media arus utama.

Gampong Cot Baroh Mengikuti Workshop Pengembangan BUMG Usaha Bidang Telekomunikasi bersama BAKTI
Foto Bersama Di Depan PT. BUMDES PANCA MANDALA

Di samping itu Desa Mandalamekar adalah desa pelepor Sistem informasi Desa melalui Gerakan Desa Membangun yang kemudian terus menyebar ke Jawa Tengah hingga sampai ke Gampong Cot Baroh Kecamatan Glumpang Tiga Kabupaten Pidie hingga Cot Baroh memiliki website dengan domain desa.id melalui Program 1000 web gratis Gerakan Desa Membangun pada akhir 2013.

Safwaturrahman menambahkan saat ini Gampong Cot Baroh juga sudah memiliki BUMG bidang Telekomunikasi, namun belum sampai seperti yang dimiliki oleh PT Bumades Pancamandala Desa Mandalamekar, dengan telah mengikuti acara ini dirinya akan mengarahkan pengurus untuk mengembangkan lebih maju lagi BUMG jenis usaha telekomunikasi dan mengajak gampong lain untuk mebangun kerjasama antar kawasan, tuturnya.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini ditutup dengan penandatanganan draft Perjanjian Kerjasama antara BUMDES dan BAKTI serta penyusunan rencana tindak lanjut untuk tiga tahun ke depan []

Pemerintahan Kabupaten Pidie melalui Panitia PHBI Kabupaten Pidie melaksanakan Peringatan Maulid Akbar Baginda Nabi Besar Muhammad SAW 1440 H sekaligus mengadakan santunan anak Yatim sebanyak 200 Orang anak Yatim, yang di pusatkan di Halaman Mesjid Agung Al-Falah Sigli.

Pemerintah Kabupaten Pidie Memperingati Maulid Akbar Nabi Besar Muhammad SAW 1440 H

Wakil Bupati Pidie, Fadlullah T.M. Daud, S.T dalam kata-kata sambutanya mengatakan melalui peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad ‪seolah-olah baru kemarin lahir. Perjalanan ini begitu cepat. Kalau mengingat ulang tahun. Rasanya baru kemarin, padahal masa itu sudah berlalu 15 abad lalu," katanya.Wabup juga berpesan seperti halnya jabatan dan seseorang.



Pemerintah Kabupaten Pidie Memperingati Maulid Akbar Nabi Besar Muhammad SAW 1440 H


"Kita isi hidup kita yang bermanfaat berbuat dengan masyarakat. Jabatan itu peluang untuk berbuat kebaikan. Harus dipastikan jabatan itu pasti ditinggalkan. Dan saat ditinggalkan harus lebih baik dari pertama saat diduduki," katanya


Wabup mengajak untuk mencontoh suri tauladan Sifat Uswatun hasanah Nabi Besar Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari "Supaya iman, islam betul betul abadi. Memprioritaskan pembangunan masyarakat dan syiar islami. Tidak ada Lagi warga kita buta huruf. Ini harus Jadi pelajaran ada orang tidak lulus baca alquran saat dites," ujar Wabup.‬

Ketua Panitia Hari-Hari Besar Islam (PHBI) H.T. Sabirin, S.H. M.M selaku Kepala Dinas Syariat Islam Pidie dalam laporannya menyampaikan bahwa pelaksanaan maulid kali ini tepat pada waktunya yaitu tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1440 H bertepatan dengan tanggal 20 Nopember 2018 M.

Pemerintah Kabupaten Pidie Memperingati Maulid Akbar Nabi Besar Muhammad SAW 1440 H

Ketua PHBI Kab. Pidie juga menyampaikan bahwa kenduri maulid ini dari Sedekah/Sumbangan dari Forkompinda Pidie, Para Staf Ahli, Para Asisten, Sekwan Pidie, SKPK Dinas, Badan, Kepala Inspektur Pidie, Para Kabag Setda Kab. Pidie, Pimpinan Instansi Vertikal, Dir. RSU Tgk. Chik Ditiro Sigli dan Dir. RSU Tgk. Abdulllah Syafi’i Bernuen, Kemetrian Agama Kab. Pidie, Kepala Sekretariat MPU, MPD, MAA, Baitul Mal Pidie, Para Pimpinan BUMM/BUMD dalam Kabupaten Pidie, Camat kota Sigli dan Camat Kec.Pidie serta Para Donatur yang telah menyedekahkan Kenduri maulid dan yang telah menyumbang uang untuk santunan anak Yatim dalam Kabupaten Pidie.

Juga Kata Ketua Panitia PHBI Kab. Pidie T. Sabirin pada Peringatan Maulid kali ini Panitia PHBI mengundang Penceramah Ustad Ir. Faizal Ardiansyah, M.Si dari Banda Aceh juga beliau saat ini mejabat sebagai Ketua Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Aceh untuk memeberikan Tausyiah kepada kita semua,

ucapan terimakasih juaga disampaikan Porkompinda, Para Staf Ahli, Para Assiten , Kepala SKPK dalam Kabupaten Pidie, Pimpinan Instansi Vertikal, Pimpinan BUMN/BUMD, Pihak Keamanan, Para Anggota Satpol PP/WH Pidie,kepada seluruh Panitia PHBI Kabupaten Pidie dan tak lupa juga ucapan terimakasi kepada RTA Pidie, BEM Al-Hilal Sigli dan BEM Uniga Gle Gapui atas Partisipasinya untuk mengsukseskan Maulid Akbar ini

Sementara Ustad Ir. Faizal Ardiansyah, M.Si dalam Tausyiah/ Ceramahnya mengulasIa mengulas pentinya perilaku insan supaya bersyukur atas nikmat diberikan Allah SWTdalam melaksanakan tugas-tugas di pemerintahan mari kita aplikasikan sifat Suri Tauladan baginda Nabi Besar Muhammad SAW. " ujarnya " dalam Ceramah

Dikutip dari berbagai sumber |  Iswadi


Pemerintah Gampong, Kecamatan Peukan Baro Kab. Pidie mengembangkan usaha pemeliharaan ikan lele Jumbo. Gampong ini berencana menjadi sentral Usaha dagang ikan lele yang akan bisa di distribusikan Warung Nasi yang ada di Kabupaten Pidie maupun di Banda Aceh.

Lewat BUMG, Gampong Jim Kembangkan/Budidayakan Pemeliharaan Ikan Lele


Keuchik Gampong Jim, Ramli Nurdin menjelaskan, usaha ini merupakan salah satu program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dibiayai dari Alokasi Anggaran Pedapatan Belanja Gampong ( APBG ) Budidaya pemeliharan ikan lele Jumbo dipilih lantaran mudah diaplikasikan dan prospek pemasarannya masih sangat bagus.

“Kebetulan ada warga kami yang ahli dan berpengalaman di bidang usaha ini. Saya yakin berhasil. Ke depannya kita berkehendak Gampong Jim menjadi sentra pemeliharan ikan lele Jumbo,” kata dia kepada Media Center Gampong

dan telah dibangun 2 kolam terpal untuk pemeliharaan ikan. Kolam ikan itu tampak telah di buat permanen. Pengelolaannya diserahkan kepada Kelompok untuk memeliharakan ikan yang dihasilkan nantinya untuk dipasarkan ke sejumlah daerah.

Ditambahkannya, untuk meningkatkan kesejahteraan warga juga dilakukan melalui usaha pengembangan usaha Pemeliharaan Ikan lele jumbo yang dikelola oleh Badan Usaha MiliGampong (BUMG) Gampong Jim.

Namun sebelumnnya, warga yang ingin memelihara terlebih dahulu dibekali pengetahuan dan pelatihan pemeliharan Ikan Lele Jumbo yang baik. Mulai dari penyediaan pakan, kesehatan pakan, cara mengetahui umur, seleksi bibit yang baik, pascapanen hingga analisa usaha dan pemasaran.Setelah mendapatkan ilmunya, .

Melalui program ini, harap dia, warga bisa hidup lebih sejahtera dan lebih yakin dalam menatap masa depan. Sebab dengan bekal ilmu dan pengetahuan tentang Pemeliharan Ikan Lele jumbo.  (Iswadi)


Pemerintah Gampong Jim Kecamatan Peukan Baro Kabupaten Pidie-Aceh menyalurkan/mendistribusikan Bak/Tong sampah kepada warga Gampong, hari Sabtu, ( 17/11/18)

Setiap depan rumah warga, dan tempat lainnya di Gampong Jim Kecamatan Peukan Baro Kab. Pidie Prov. Aceh, Pada tahun 2018 Membuat Program Prilaku Hidup Bersih Sehat yang di singkat dengan Program PHBS yang dananya bersumber dari APBG tahun 2018, suatu program yang menyentuh langsung kerumah tangga yaitu untuk memberi Bak sampah/Tong sampah yang di terima seluruh kepala Rumah Tangga setiap rumah 1 ( satu ) buah Bak/Tong sampah.

Keuchik Gampong Jim Wujudkan Satu Rumah Satu Tong Sampah


Dengan adanya bak/Tong sampah ini "Satu Rumah Satu Bak/Tong Sampah" tersebut, diharapkan masyarakat di Gampong ini, menjadi sadar untuk melaksanakan pentingnya kebersihan lingkungan dan masyarakat yang memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Program Satu Rumah Satu Bak/Tong Sampah ini, merupakan program Program Pemerintah Gampong Jim kata Keuchik Jim Ramli Nurdin pada tahun 2018, yang Program ini di setujui oleh Para Tuha Peut dan masyarakat Gampong Jim yang di amini oleh Ramli Usman, SH, MH selaku Ketua Tuha Peut Gampong.

Menurut Ramli Nurdin, program itu direalisasikan karena didasarkan pada pentingnya kebersihan lingkungan, membentuk masyarakat yang ber-PHBS yang saat penyaluran Bak/Tong sampah di dampingi oleh Sekretaris Gampong Baktiar, SE dan Muhammad Taufik selaku Kaur Pembangunan dan di saksikan Oleh Pedamping Desa Mahfuz dan Faisal Fisal Aw Pedamping Kecamatan Peukan Baro.

"Kalau anggaran cukup, ya kenapa tidak dilaksanakan program seperti itu," ujar Ramli Nurdin kepada Media Center Gampong Sabtu (18/11/2018). saat Program penyerahan Bak/Tong Sampah Kepada masing-Masing Kepala keluarga.

Sehingga sampah yang telah penuh di tong sampah akan di bawa ke panampungan Bak Sampah Gampong yang telah di sediakan 3 buah Bak sampah besar yang nantik Sampah tersebut akan di angkut oleh Petugas Kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pidie untuk di bawa ke Tempat Penampungan Akhir ( TPA ) milik Pemkab Pidie.

Kalau ditinjau ke lapangan, lingkungan setiap rumah mulai bersih dari sampah, masyarakat sudah tertib buang sampah pada tempatnya,

Zakaria Nyak Umar Warga setempat yang di temui Iswadi Anggota RTIK Pidie, mengatakan, program satu rumah satu bak/Tong sampah, juga bisa mendidik masyarakat untuk akan pentingnya tertib dan tidak buang sampah sembarangan.

"Kalau keluarga tertib buang sampah ditempatnya, kan rumah jadi bersih, lingkungan sekitarnya juga bersih, terus kalau semua lingkungan rumah sudah bersih, maka Gampong ini juga menjadi Gampong yang bersih," ujar Zakaria Nyak Umar. 

Iswadi / Media Center Gampong


KERAJAAN POLI (PEDIR) CIKAL BAKAL DAERAH PIDIE

Ketika Meureudu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kerajaan Poli (Pedir) sebagai cikal bakal daerah Pidie. Keberadaan dan sejarah kerajaan-kerajaan tersebut masih perlu ditelusuri lagi. Catatan-catatan sejarah yang ada sekarang, hanya sedikit yang menjelaskan tentang hal itu. Meski demikian, kedatangan Sultan Iskandar Muda ke Negeri Meureudu sebelum menyerang Pahang di Semenanjung Malaya bisa membuka sedikit tabir informasi tersebut.

Kabupaten Pidie
Kabupaten Pidie

Informasi tentang kerajaan-kerajaan di Pidie dan Pidie Jaya sekarang lebih banyak didominasi oleh sejarah daerah tersebut setelah berada di bawah kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam. Malah Negeri Meureudu dalam Kerajaan Aceh Darussalam memiliki peranan penting sebagai lumbung pangan. Informasi-informasi tentang keberadaan Negeri Meureudu sebelum Kerajaan Aceh Darussalam masih perlu penelitian lebih lanjut. Untuk membuka tabir informasi ke arah sana, keterangan dari sejarawan H M Zainuddin bisa menjadi informasi awal.

H M Zainuddin dalam makalahnya Aceh Dalam Inskripsi dan Lintasan Sejarah pada seminar sejarah dan budaya Aceh pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) II Agustus 1972 mengungkapkan, sebelum Islam masuk ke Aceh, di Aceh telah berkembang kota-kota kerajan hindu seperti : Kerajaan Poli di Pidie yang berkembang sekitar tahun 413 M. Kerajan Sahe sering juga di sebut Sanghela di kawasan Ulei Gle dan Meureudu, kerajan ini terbentuk dan dibawa oleh pendatang dari pulau Ceylon. Kerajaan Indrapuri di Indrapuri. Kerajaan Indrapatra di Ladong. Kerajaan Indrapurwa di Lampageu, Kuala pancu (Ujong Pancu, -red).

Semua kota-kota Hindu tersebut setelah islam kuat di Aceh dihancurkan. Bekas-bekas kerajaan itu masih bisa diperiksa walau sudah tertimbun, seperti di kawasan Paya Seutui Kecamatan Ulim (perbatasan Ulim dengan Meurah Dua), reruntuhan di Ladong. Bahkan menurut H M Zainuddin, mesjid Indrapuri dibangun diatas reruntuhan candi. Pada tahun 1830, Haji Muhammad, yang lebih dikenal sebagai Tuanku Tambusi juga meruntuhkan candi-candi dan batunya kemudian dimanfaatkan untuk membangun mesjid dan benteng-benteng.

Untuk mengungkap tentang keberadaan Kerajaan Sahe/Sanghela itu, maka perlu diadakan penelitian secara arkeologi ke daerah Paya Seutui yang disebut H M Zainuddin tersebut. Dalam makalahnya H M Zainuddin mengatak pernah ada temuan sisa-sisa kerajaan Sahe/Sanghela itu di kawasan persawahan di Paya Seutui, namun ia tidak jelas menyebutkan di Paya Seutui bagian mana itu ditemukan.

Untuk mengetahui keberadaan para pendiri dan penduduk Kerajaan Sahe/Sanghela tersebut, informasi dari asal-usul kerajaan Poli/Pedir di Kabupaten Pidie sekarang mungkin bisa membantu, karena keberadaan negeri Meureudu dan Negeri Pedir keduanya tak bisa dipisahkan.

Selama ini kita mengetahui asal mula daerah Pidie sekarang adalah Kerajaan Poli atau Pedir, tapi ternyata jauh sebelumnya sudah ada Kerajaan Sama Indra sebagai cikal bakalnya. Kuat dugaan, Kerajaan Sama Indra ini berkembang pada waktu yang sama dengan kerajaan Sahe/Sanghela di Meureudu atau bisa jadi satu kesatuan yang hidup saling berdampingan.

Informasi tentang keberadaan Kerajaan Sama Indra ini diungkap oleh sejarawan lainnya, M Junus Djamil dalam sebuah buku yang disusun dengan ketikan mesin tik. Buku dengan judul Silsilah Tawarick Radja-radja Kerajaan Aceh itu diterbitkan oleh Adjdam-I/Iskandar Muda tidak lagi jelas tahun penerbitnya. Tapi pada kata pengantar yang ditulis dengan ejaan lama oleh Perwira Adjudan Djendral Kodam-I/Iskandar Muda, T Muhammad Ali, tertera 21 Agustus 1968.

Buku setebal 57 halaman itu pada halaman 24 berisi tentang sejarah Negeri Pidie/Sjahir Poli. Kerajaan ini digambarkan sebagai daerah dataran rendah yang luas dengan tanah yang subur, sehingga kehidupan penduduknya makmur.

M Junus Djamil menyebutkan batas-batas kerajaan ini meliputi, sebelah timur dengan Kerajaan Samudra/Pasai, sebelah barat dengan Kerajaan Aceh Darussalam, sebelah selatan dengan pegunungan, serta dengan selat Malaka di sebelah utara. Bila merujuk pada batas yang disebutkan tersebut, berarti kerajaan Sahe/Sanghela termasuk dalam wilayah kerjaan Sama Indra di bagian timur.

Suku yang mendiami kerajaan ini berasal dari Mon Khmer yang datang dari Asia Tenggara yakni dari Negeri Campa. Suku Mon Khmer itu datang ke Poli beberapa abad sebelum masehi. Rombongan ini dipimpin oleh Sjahir Pauling yang kemudian dikenal sebagai Sjahir Poli. Mereka kemudian berbaur dengan masyarakat sekitar yang telah lebih dahulu mendiami kawasan tersebut.

Setelah berlabuh dan menetap di kawasan itu, Sjahir Poli mendirikan sebuah kerajaan yang dinamai Kerajaan Sama Indra. Waktu itu mereka masih menganut agama Budha Mahayana atau Himayana. Oleh M Junus Djamil diyakini dari agama ini kemudian masuk pengaruh Hindu.

Tentang kedatangan bangsa Mon Khmer itu juga diungkapkan H Muhammad Said dalam makalah sejarahnya, Wajah Rakyat Aceh dalam Lintasan Sejarah, pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) II, Agustus 1972 Ia menjelaskan, pada tahun 1891, seorang peneliti asing bernama G K Nieman sudah menemukan 150 kata dari bahasa Campa dalam bahasa Aceh. Demikian juga dengan bahasa Khmer (Kamboja) tetapi yang sangat dominan adalah bahasa Melayu dan bahasa Arab.

Sementara tentang pengaruh Hindu di Aceh pernah diungkapkan oleh sejarawan Belanda JC Van Luer, yang mengatakan bahwa sejarah dan budaya Aceh sebelum kedatangan Islam dan bangsa barat telah terisi dengan landasan Hindu-sentris (Indonesia Trade and Society, hal 261)

Lama kelamaan Kerajaan Sama Indra pecah mejadi beberapa kerajaan kecil. Seperti pecahnya Kerajaan Indra Purwa (Lamuri) menjadi Kerajaan Indrapuri, Indrapatra, Indrapurwa dan Indrajaya yang dikenal sebagai kerajaan Panton Rie atau Kantoli di Lhokseudu. Bisa jadi juga, Kerjaan Sahe/Sanghela berdiri setelah Kerajaan Sama Indra ini pecah menjadi beberapa kerajaan kecil, hingga kemudian membentuk sebuah kerajaan tersendiri.

Kala itu Kerajaan Sama Indra menjadi saingan Kerajaan Indrapurba (Lamuri) di sebelah barat dan kerajaan Plak Plieng (Kerajaan Panca Warna) di sebelah timur. Kerajaan Sama Indra mengalami goncangan dan perubahan yang berat kala itu. Menurut M Junus Djamil, pada pertengahan abad ke-14 masehi penduduk di Kerajaan Sama Indra beralih dari agama lama menjadi pemeluk agama Islam, setelah kerajaan itu diserang oleh Kerajaan Aceh Darussalam yang dipimpin Sultan Mansyur Syah (1354 – 1408 M). Selanjutnya, pengaruh Islam yang dibawa oleh orang-orang dari Kerajaan Aceh Darussalam terus mengikis ajaran hindu dan budha di daerah tersebut.

Setelah kerajaan Sama Indra takluk pada Kerajaan Aceh Darussalam, makan sultan Aceh selanjutnya, Sultan Mahmud II Alaiddin Johan Sjah mengangkat Raja Husein Sjah menjadi sultan muda di negeri Sama Indra yang otonom di bawah Kerajaan Aceh Darussalam. Kerajaan Sama Indra kemudian berganti nama menjadi Kerajaan Pedir, yang lama kelamaan berubah menjadi Pidie seperti yang dikenal sekarang.

Meski sebagai kerajaan otonom di bawah Kerajaan Aceh Darussalam, peranan raja negeri Pidie tetap dipererhitungkan. Malah, setiap keputusan Majelis Mahkamah Rakyat Kerajaan Aceh Darussalam, sultan tidak memberi cap geulanteu (stempel halilintar) sebelum mendapat persetujuan dari Laksamana Raja Maharaja Pidie. Maha Raja Pidie beserta uleebalang syik dalam Kerajaan Aceh Darussalam berhak mengatur daerah kekuasaannya menurut putusan balai rakyat negeri masing-masing.

Masih menurut M Junus Djamil, setelah Sultan Mahmud II Alaiddin Jauhan Syah raja Kerajaan Aceh Darussalam Mangkat, maka Sultan Husain Syah selaku Maharaja Pidie diangkat sebagai penggantinya. Ia memerintah Kerajaan Aceh dari tahun 1465 sampai 1480 Masehi. Kemudian untuk Maharaja Pidie yang baru diangkat anaknya yang bernama Malik Sulaiman Noer. Sementara putranya yang satu lagi, Malik Munawar Syah diangkat menjadi raja muda dan laksamana di daerah timur, yang mencakup wilayah Samudra/Pase, Peureulak, Teuminga dan Aru dengan pusat pemerintahan di Pangkalan Nala (Pulau Kampey).

Sumber: Website Pemerintah Kabupaten Pidie


Peraturan tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019 sudah diterbitkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.



Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Permendes) Nomor 16 Tahun 2018 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019 ini bertujuan untuk memberikan acuan bagi Pemerintah Pusat dalam pemantauan dan evaluasi penggunaan Dana Desa.

Selanjutnya bertujuan untuk memberikan acuan bagi Pemerintah Daerah Provinsi dalam memfasilitasi penggunaan Dana Desa melalui pendampingan masyarakat Desa, dan untuk memberikan acuan bagi Desa dalam menyelenggarakan Kewenangan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa yang dibiayai Dana Desa.

Silahkan donwload Permendes Nomor 16 Tahun 2018 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019

RTIK Pidie

{picture#https://4.bp.blogspot.com/-xnDCl_Y5ff8/VsXl9b7QZ1I/AAAAAAAAAnc/yIU7pF5dom0/s320/Logo%2BRTIK%2BPidie.png} Relawan TIK Pidie (Pengurus Daerah - Relawan TIK Indonesia) merupakan bagian dari Relawan TIK Indonesia dengan misi pengembangan pengetahuan dan pendampingan pemanfaatan Teknologi Komunikasi bagi masyarakat Pidie. {facebook#https://www.facebook.com/rtikpidie} {twitter#https://twitter.com/rtikpidie} {google#https://plus.google.com/+RtikpidieBlogspotIdPidie/} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UCK9aWVeJgR4LnAp7wILQbiA}